Selain kecerdasan emosional dan kecerdasan finansial , maka sukses hidup
yang hakiki mungkin hanya bisa didekap saat kita juga bisa mengolah kecerdasan
spiritual.Di awal bulan Ramadhan yang penuh barokah ini, mungkin layak bagi kita
mencoba menelisik jejak kecerdasaran spiritual yang telah kita telusuri.
Mencoba menjelajah perjalanan agar kita bisa menjadi insan yang membawa rakhmat
bagi semesta.
Maka di pagi yang cerah ini, kita akan mengulik 3 cara ampuh nan krusial
untuk mengasah kecerdasan spiritual kita. Agar kelak kita bisa meraih sukses
sejati : sukses finansial, sukses sosial dan sukses spiritual.Kecerdasan spiritual hakekatnya adalah bagaimana kita bisa berhasil
membangun relasi yang membahagiakan dengan Sang Ilahi, dan sekaligus juga
tercermin dalam perilaku sehari-sehari saat kita hidup saat ini, saat
berinteraksi dengan segenap penghuni alam semesta.
Durasi kehidupan kita yang mungkin hanya 60 – 70 tahun sejatinya amat
menentukan nasib hidup kita kelak. Dengan kata lain, masa kehidupan yang hanya
60 – 70an tahun ini benar-benar berarti : sebab jejak kehidupan kita kelak
dengan jangkauan waktu yang limitless, dirajut dan dicetak di masa yang amat
pendek itu.
Ada banyak cara yang mungkin bisa dirajut untuk merekahkan kecerdasan
spiritualitas yang cemerlang. Disini kita coba menelisik tiga cara krusial yang
layak di-stabilo.
Ada prinsip yang mungkin layak kita kenang : semakin sering kita bersyukur, maka biasanya yang kita syukuri itu akan makin sering hadir dalam kehidupan kita.
Sebaliknya : semakin kita sering mengeluh, maka biasanya apa yang kita keluhkan itu JUSTRU akan makin sering datang ke hadapan kita.
Studi-studi ilmiah mengkonfirmasi : insan yang rajin bersyukur cenderung memiliki “kebahagiaan spiritual” yang solid; dan amazingly, punya peluang lebih besar untuk merajut hidup yang lebih sejahtera, lebih bahagia dan lebih produktif.
Intens bersyukur pada hal-hal yang acap dianggap taken for granted : pada matahari yang masih bersinar, pada pekerjaan yang masih kita miliki, pada keluarga sakinah yang tumbuh bahagia, juga pada air yang masih membuat kita bisa mengambil air wudhu – adalah cara-cara sederhana yang terbukti membuat kita kian dekat dengan “kebahagiaan spiritual yang hakiki”.
Menghamparkan rasa syukur yang terus mengalir pada karunia dari Sang Ilahi
adalah salah satu cara efektif untuk tenggelam dalam rasa cinta yang mendalam
dengan Sang Pencipta. Itulah saat dimana air mata kerinduanmu mengalir,
mengenang betapa besar anugerah yang telah DIA hadirkan dalam kehidupan kita.
Sprituality Journey #2 : Bring Good Things To Your Life. Ada
sebuah social movement yang tengah bergema di seluruh dunia, dan mungkin juga
layak kita ikuti : berbuatlah minimal satu kebaikan, setiap hari.
Ya, percikkan kebaikanmu setiap hari di muka bumi ini : bersedekah kepada
anak yatim, membantu rekan kerja yang tengah kesulitan, atau ringan tangan
menolong kerabat yang butuh pertolongan.
Atau juga melakukan hal-hal kebaikan yang amat sederhana : memberi senyum
terima kasih kepada pak satpam, OB, atau penjaga tiket Tol; atau memberi tempat
duduk kepada ibu hamil di Busway; atau mengalah pada pengendara sepeda motor di
jalanan yang ramai; atau berbagi ilmu inspiratif melalui blog/twitter; dan
seterusnya, dan seterusnya.
Dan kebaikan itu artinya juga mengajak kita untuk berpikir positif tentang
masa depan serta berprasangka baik kepada orang lain (kepada atasan, guru,
tetangga, dan juga kepada capres yang bukan pilihan kita).
Think positive. Feel positive. And miracle things will happen in our life.
Kecerdasan spiritual hanya akan mekar saat kita bisa melakukan elemen kedua
ini dengan cemerlang. Saat kita bisa terus menebar kebaikan dan berpikir
positif dalam setiap jejak kehidupan yang kita jalani.
Spirituality Journey # 3 : Redicover Your Job Spirituality.
Kecerdasan spiritual sejatinya juga mesti tercermin dalam pekerjaan kita –
entah Anda seorang manajer, dosen, pengusaha ataupun karyawan di sebuah kantor
pemerintah/swasta.
Bekerja dengan gigih, dengan jujur (dan menolak rezeki yang haram seperti suap
dan gratifikasi), serta bekerja dengan skills yang tinggi adalah cerminan dari
apa yang disebut sebagai : “Job Spirituality” – saat kita semua memandang
pekerjaan kita sebagai bentuk ibadah kepada Sang Ilahi.
Tekun berjuang untuk mengubah nasib ke arah yang lebih baik, menolak
malas-malasan, dan menolak kerja dengan semangat abal-abal, adalah juga
cerminan dari “kecerdasan spiritual” kita.
Demikianlah tiga cara yang mestinya bisa didekap erat saat kita hendak
mengasah kecerdasan spiritual kita. Display the power of Your
Gratitude. Bring Good Things to Your Life. Redicover Your Job
Spirituality.
Hamparkan selalu tiga elemen itu dalam taman sejarah kehidupan kita. Sebab
kelak saat kita “pergi kesana” – tiga elemen itu yang mungkin akan terus
bersenandung menemani hari-hari kita yang panjang dan tak terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar