Hidup Ini Jangan Mandek dan Sungkan Berubah


36 Kata-Kata Bijak tentang Perubahan, Pasti Terjadi Jangan Dihindari -  Ragam Bola.com 
 
Jika kita memasukkan seekor katak ke dalam air mendidih, secara naluriah ia akan meloncat keluar. Tetapi, jika kita menempatkan seekor katak di dalam panci berisi air dingin dan secara bertahap meningkatkan suhunya. Katak ini tidak akan menyadari bahwa airnya semakin panas. Ia akan tetap di sana sampai airnya mendidih dan akan mendidih bersama air. Nasib katak rebus ini tidak berbesa dengan beberapa pemimpin yang terjebak dalam rutinitas atau membiarkan kenyamanan kecil-kecil menjadi kebiasaan yang sulit dilepaskan dan membiarkan dirinya menjadi mandek dan tidak mau berubah.
            

Mari kita perhatikan contoh yang ditunjukkan oleh John Lauer. Ketika ia baru menjadi presiden BF Goodrich, tidak seorangpun pernah membayangkan bahwa kemapanan seperti itu akan terjadi. Ia seorang pria yang tinggi, tampan, dengan senyum yang menawan. Ia menghadapi tantangan kepemimpinan dengan semangat besar, menunjukkan kekuatannya sebagai pemimpin yang demokratik dan visioner. Misalnya, selama rapat di awal jabatannya dengan para eksekutif puncak dari sebuah divisi penting, Lauer mendengarkan diskusi mereka dengan cermat dan kemudian mengartikulasikan sebuah visi untuk perusahaan yang memadukan kekuatan-kekuatan yang ada tetapi diposisikan dengan lebih baik untuk menghadapi pasar global. Anggukan kepala di seluruh ruangan mencerminkan bagaimana visinya telah menggugah mereka. Selama beberapa tahun berikutnya, sementara perusahaan melakukan restrukturisasi, Lauer tetap melanjutkan sebagai seorang pemimpin yang efektif dan sebagai pemain tim di anatara para eksekutif puncaknya.
            
Tetapi, sekitar enam tahun setelah ia mengepalai BF Goodrick, pada sebuah pidato di hadapan mahasiswa MBA, telah menjadi jelas bahwa karismanya telah memudar. Ia berbicara tentang isu-isu bisnis dan manajemen, tetapi semuanya terdengar bagitu rutin, bahkan agak membosankan. Hilang sudah semangatnya yang dulu terasa begitu menular.
            
Seperti seekor katak yang dididihkan perlahan-lahan, Lauer perlahan-lahan menyesuaikan diri dengan kekecewaan, frustasi, bahkan kebosanan yang muncul dalam praktek dan kebijakan sebuah perusahaan besar. Ia sudah kehilangan semangat untuk pekerjaannya. Tidak mengherankan bahwa beberapa bulan setelah pidato yang tidak bersemangat itu Lauer meninggalkan perusahaan. Ia mencari sesuatu yang berbeda dari kehidupan perusahaan untuk melakukan sesuatu yang lebih berarti; ia bekerja bersama Edite, istrinya, yang terlibat dalam organisasi sosial Hungaria.
            
Dihadapkan pada hilangnya semangat serta minat sebagai pemimpin, Lauer memulai suatu proses yang akan membimbingnya pada penemuan kedua. Pengembangan lebih lanjut kecerdasan emosi pada pemimpin masyarakat bahwa, begitu mereka memiliki setidak-tidaknya visi tertentu mengenai kehidupan idealnya, mereka perlu mengungkap diri riil mereka. Ini akan menjadi proses yang membawa Lauer untuk melihat ke lubuk hatinya dan menemukan kembali sang pemimpin di sana.
            
Dua tahun setelah ia meninggalkan BF Goodrick, Lauer mengikuti seminar pengembangan kepemimpinan sebagai bagian dari program Executivr Doctorate in Management. Ia masih bersiteguh bahwa ia tidak mau lagi menjalankan perusahaan; era kehidupan seperti itu sudah lampau baginya. Usahanya untuk mencapai doktor adalah pintu menuju kehidupan baru; ia tidak tahu dengan pasti apa yang akan dilakukannya, tetapi ia penuh harapan pada masa depannya.
          
Selama seminar kepemimpinan, Lauer bergulat dengan nilai-nilai, falsafah, dan aspirasinya, serta kekuatan-kekuatannya yang menonjol. Di dalam mempertimbangkan sepuluh tahun ke depan dari hidupnya dan merenungkan kemampuan-kemampuannya, ia menyadari betapa ia menikmati menjadi seorang pemimpin. Ia berhubungan kembali dengan semangat yang pernah dirasakannya ketika memimpin perusahaan, bekerja dengan sebuah tim eksekutif dan membangun sesuatu yang penting. Kemudian, suatu hari ia bangun dan menyadari bahwa ia sudah membuka diri untuk menjadi CEO lagi. Situasi yang tepat mungkin akan menyenangkannya suatu situasi di mana ia bisa menerapkan ide-ide yang sudah ia kembangkan di dalam program doktornya.
            
Ia kembali mencari posisi pemimpin perusahaan, dan dalam waktu satu bulan, Lauer mendapay tawaran untuk posisi kepemimpinan di Oglebay Norton, sebuah perusahaan bisnis bahan mentah yang beraset 250 juta dolar. Di sana ia menjadi contoh gaya demokratis, mendengarkan apa yang ingin di katakan oleh pegawainya, dan mengajak tim 
 
Kepemimpinannya untuk melakukan hal yang sama. Dan ia berulang kali mengartikulasi sebuah visi yang menggugah untuk perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang eksekutifnya kepada kami, “John meninggikan semangat, kepercayaan diri, dan gairah kami untuk menapai keberhasilan. Meskipun perusahaan ini berurusan dengan komoditas yang tidak glamor seperti pasir dan bebatuan, tetapi selama tahun pertama Lauer melakukan perbaikan sedemikian rupa sehingga Oglebay Norton diliput oleh majalah Fortune, Business Week, dan Wall Street Journal.
            
Lauer meninggalkan BF Goodrick karena ia mengerti bahwa ia telah memiliki visi yang berbeda untuk hidupnya. Ini adalah penemuan pertama tentang diri idealnya. Kemudian, dengan mengkonfrontasi realita di dalam mana ia berada ini adalah penemuan kedua ia mampu berhubungan kembali dengan antusiasmenya sebagai seorang pemimpin. Dan akhirnya, penemuan ini membimbingnya kembali ke jalur semula dan ia menemukan kepuasan dalam jenis peran kepemimpinan lain.
 
Sumber: PRIMAL LEADERSHIP, Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi; Daniel Goleman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar