Kanban berasal dari bahasa Jepang yang artinya Signboard. Kanban ini adalah satu tool yang dipakai untuk menjalankan Just In Time. Kanban merupakan system
scheduling yang mentrigger untuk memproduksi barang dan berapa banyak
yang akan diproduksi. Jadi bukan merupakan system untuk mengkontrol
jumlah inventory. Kanban menjadi tool yang efektif untuk mendukung jalannya system produksi secara keseluruhan.
Prinsip Just in Time
mengacu pada supermarket, dimana pelanggan mendapatkan apa yang mereka
butuhkan, pada waktu yang diiinginkan, dan jumlah yang diinginkan.
Supermarket hanya mempunyai stock sesuai yang akan dijual, dan pelanggan
hanya membeli yang dibutuhkan karena supply barang sudah dijamin.
Disini JIT melihat sebuah proses
adalah pelanggan dari proses sebelumnya, dan proses sebelumnya sebagai
sebuah rak supermarket. Pelanggan proses pergi ke proses sebelumnya
untuk mengambil komponen yang dibutuhkan, dan menyimpan stock. Disini
kanban dipakai sebagai alat untuk memandu pelanggan kepada stock yang
dibutuhkan.
Kanban menggunakan kecepatan demand untuk mengkontrol kecepatan produksi. Mulai dari end customer sampai melalui keseluruhan rantai proses. Kanban mengaplikasikan prinsip “pull”,
dimana produk hanya dibuat setelah ada trigger dari pelanggan. Ini
berlawanan dengan konsep lama yaitu “push” dimana produk bergerak dari
proses satu ke proses lainnya meskipun tidak ada permintaan. Kanban
memberi signal untuk proses sebelumnya untuk menggerakkan barang.
Dipakai untuk memastikan bahwa stock di manage dengan jumlah lebih
kecil. Dimana response supply tidak cukup cepat terhadap perubahan
demand yang bisa berakibat kehilangan sales, maka stock perlu ada untuk
menjamin. Ada enam aturan utama dalam implementasi kanban:
- Jangan mengirim barang defect ke proses setelahnya
- Proses hanya mengambil barang sesuai kebutuhannya
- Produksi hanya sesuai kebutuhan dan jumlah yang diambil oleh pelanggan
- Kapasitas antar proses merata
- Kanban adalah alat untuk fine tuning
- Proses harus distabilkan
Sistem kanban yang umum adalah 3 bin system. Satu bin untuk demand point, satu di pabrik, dan satu di supplier.
Bin berisi kartu yang bisa di pindahkan yang berisi detail dari produk
dan informasi yang relevan. Saat terjadi demand, maka bin kosong dan
kanban diserahkan ke pabrik. Pabrik kemudian memproduksi dan mengisi bin
dengan barang yang juga ada kartu kanban. Bin yang ada di pabrik
menjadi kosong, maka pabrik akan menyerahkan bin kosong dan kanban
kepada supplier.
Supplier akan mengisi bin dan mengembalikan ke pabrik bersama dengan
kanbannya. Proses ini melengkapi siklusnya. Produk akan selalu siap
sedia dan berjalan berantai, sesuai jumlah yang dibutuhkan dan tidak
akan terjadi oversupply. Spare bin dipakai untuk mengantisipasi
fluktuasi dari supply. Sistem kanban yang baik adalah menghitung berapa
jumlah kartu yang dibutuhkan untuk tiap produk. Heijunka Box digunakan untuk menampung kartu kanban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar