10 Tips Untuk Pekerja yang Baru Dapat Kerja

Mengenal Manfaat Pekerja Kontingen Bagi Perusahaan | | HRPODS 

Selamat! Akhirnya Anda diberitahu bahwa Anda diterima kerja! Waduh, betapa senangnya. Untuk yang telah melewati penantian panjang, rasanya semua usaha yang telah Anda lakukan, mulai dari mengikuti tes ini itu, wawancara bolak-balik, semuanya akhirnya terbayarkan. Kini, Anda siap untuk memulai kerja. Siap untuk berkontribusi dan berprestasi di tempat kerja. Tapi, eits..nanti dulu. Sebagai orang yang pernah belasan tahun melakukan pekerjaan terkait HRD, saya ingin bagikan 10 tips penting yang perlu Anda pertimbangkan sebagai karyawan pemula. Tips ini sebenarnya berlaku bukan hanya buat Anda yang pertama kali diterima di tempat kerja. Bahkan, buat Anda yang baruan pindah dari tempat lainpun, tips ini perlu jadi pertimbangan. Are you ready? Inilah tipsnya!

Tips 1: Ubah Mind Set Anda!
Ini tips penting khususnya bagi yang pertama kali bekerja, karena sebelumnya mungkin Anda baru selesai kuliah ataupun sekolah.  Ubahlah mind set Anda! Ada banyak sekali, khususnya mind set yang telah Anda pelajari dan terbiasa di tempat Anda sebelumnya. Ubahlah! Khususnya yang tidak mendukung pekerjaan Anda. Misalkan saja, ketika kulaih dulu Anda ditanamkan, “Berusahalah sendiri, belajar sebaik-baiknya buat diri Anda sendiri”. Namun, ketiak bekerja Anda harus belajar 3 care yang penting: “Care with yourself, care with others and care with business”. Anda tidak boleh egois, harus jadi tim player. Juga mungkin kalau di tempat kerja dulu mindsetnya adalah tunggu perintah, Anda mungkin harus mengubahnya. Cobalah lebih berinisiatif. Kalau dulu Anda menunggu dosen yang menyuruh Anda melakukan tugas dan menunjukkan tugas apa yang mesti dilakukan, kali ini mindset Anda harus lebih proaktif. Kalau perlu datanglah pada pimpinan, cari tahulah pekerjaan Anda dan cobalah untuk bertanya, “Apa yng perlu saya bantu!”. Intinya, tinggalkan cara berpikir di tempat dulu yang tidak relevan lagi.


Tips 2: Dress Code yang pas!
Ini kelihatan sepele. Tapi saya sering bertemu dengan orang yang pakaiannya nggak “matching” dengan kultur organisasinya. Ada tempat kerja yang mensyaratkan pakaian yang lebih kovensional, bukan yang ngejreng. Ada yang pinginnya dengan dandanan lebih professional. Ada yang lebih sporty. Ada yang lebih casual. Tapi yang jelas, tinggalkan cara pakaian yang lusuh, awut-awutan yang biasanya Anda lakukan saat Anda kuliah. Bahkan, sekarangpun banyak kampus yang mensyaratkan mahasiswa/i-nya untuk tampil rapi. Ingatlah, baju Anda akan menentukan bagaimana image Andatentang diri Anda serta bagaimana Anda ingin diperlakukan. Jadi, jagalah penampilan Anda mulai sekarang!

Tips 3: Kenali business process!
Ingatlah, Anda mungkin saja hanya ditempatkan di satu bagian tertentu.Tapi, berusahalah agar Anda paham bagaimana pekerjaan Anda sebenarnya terkait dengan bagian yang lain. Dan yang lebih penting, ketahuilah bagaimana sih sebenernya proses keseluruhan bisnis dari awal sampai akhir, sampai akhirnya bisa diterima oleh customer Anda. Semakin Anda mengerti semakin Anda sadar betapa pentingnya pekerjaan Anda. Selain itu pula, dengan paham soal proses bisnis, ketika memberikan ide atau mengomentari sesuatu, Anda punya pandangan yang lebih luas. Percayalah, banyak karayawan yang sama sekali tidak tahu soal proses bisnis di tempat kerjanya.

Tips 4: Jangan SOK
SOK disini punya dua makna. Sok pertama, artinya adalah angkuh, sombong. Hei, Anda boleh saja lulusan terbaik atau karyawan terbaik di tempat dulu. Tapi, ini adalah tempat barumu. Belajarlah rendah hati. Orang biasanya lebih suka mengajari karyawan yang rendah hati daripada yang angkuh orangnya. SOK kedua, artinya adalah Salahi-Omeli-Kritik. Hindarilah sikap menyalahi orang lain ketika ada masalah. Jangan suka mengeluh, ngomel-ngomel dan suka mengkritik orang. Gunakanlah bahasa yang lebih membangun, saat ingin memberikan komentar. Kalau perlu ketika mengkritik mulailah dengan apresiasi Anda dulu. Ingat, orang sebel dengan orang yang SOK!

Tips 5: More listen, than talk
Karena orang baru, banyak-banyaklah bertanya dan belajar. Saya pernah punya pengalaman dengan seorang karayaan baru yang belum tahu apa-apa, udah berusaha sok komentarin dan memberikan nasihat. Mungkin ia ingin kelihatan menonjol, ingin kelihatan hebat dan berpengetahuan.Tapi, terlalu banyak bicara sebelum Anda tahu apa-apa, akan membuat orang kesel. Justru Anda akan dianggap annoying, atau bahkan dianggap belagu. Belum tahu apa-apa tapi udah sok kasih komentar. Lebih baik diam, amati dan bertanyalah. Lalu belajar. Ingatlah, akan tiba saatnya dimana Anda akan banyak dimintai pendapat. Tapi sebagai pemula, dengarkanlah dulu!

Tips 6: Cari teman tapi jangan ekslusif
Anda harus membangun teamwork, Anda harus bisa bergaul dengan orang-orang di kantor. Memang, akhirnya akan ada orang yang Anda rasakan chemistry-nya cocok. Bisa jadi karena asal daerahnya sama, satu universitas, satu hobi, dll. Akibatnya, Anda pun merasa lebih cocok. Tapi hindarilah kemana-mana Anda hanya berdua atau dengan gerombolan itu saja lalu menghindar dari team yang lainnya. Anda pun menjadi eksklusif. Jangan! Senyaman-nyamannya Anda dengn tim Anda, berusahalah berbaur dan berinterksi dengan yang lain. Ingatlah, di tempat kerja, kadang Anda akan membutuhkan informasi dan bantuan dari tim lain. So, jangan menciptakan sekat dan benteng yang justru membatasi informasi dan support yang justru Anda butuhkan demi karir Anda selanjutnya!

Tips 7: Bangun L-Factor
Apa itu L-Factor? L Factor adalah Likeability Factor, faktor kemenarikan Anda. L Factor ini pertama kali digagas oleh Tim Sanders. Inilah faktor yang akan menentukan seberapa orang suka dan nyaman berinteraksi dengan kamu. Ingatlah, terkadang yang membuat orang akhirnya dipromosi, seringkali bukan hanya karena berpengathuan tapi juga karena cocok dan disukai oleh timnya. Nah, apa saja L-Factor yang penting bagi Anda? Ada 4 Factor tersebut yakni Keramahan, Kepekaan, Koneksi-Komunikasi, serta Ketulusan Anda!

Tips 8: Know Your Work, Work Your Knowledge
Sejak pertama kali dikasih job description, mulailah Anda cari tahu sebanyak-banyaknya mengenai pekerjaan Anda. Perdalam, serta gali sebanyak-banyaknya dengan melihat dari dokumen ataupun dengan bertanya. Kuasai secepatnya. Lantas, jangan pelit. Berusahalah berkontribusi. Sejak awal bekerja, saya punya motto, “Fokus utama pada kontribusi, bukan prestasi. Tapi percayalah ketika Anda banyak berkontribusi, ujung-ujungnya Anda akan berprestasi!”. Hasilnya, hampir di semua tempat dimana saya bekerja, saya pernah mendapat penghargaan “Best Employee”. So, giliran Anda untuk mempraktekkannya.

Tips 9: Carilah Mentor
Biasanya, perusahaan akan menyediakan mentor. Yakni orang yang diminta untuk membimbing Anda. Tapi, kalau pun tidak ada carilah mentor Anda sendiri. Lihatlah yang prestasi dan chemistry Anda cocok. Cobalah untuk meminta waktu untuk bicara dan belajar darinya. Tapi, jangan sampai Anda terlalu menganggu waktunya. Minta waktu untuk diskusi dan belajar serta gali sebanyak-banyaknya dari mentor Anda tersebut. Ingatlah, hampir semua kisah orang sukses, seringkali ada mentor yang hebat dibelakang mereka. So, carilah mentor yang bagus!

Tips 10: Pahami Peta Politik
Nggak salah? Ini bener! Pahami peta politiknya. Maksudnya begini, ketahuilah. Siapa yang jadi boss. Siapa deket dengan siapa. Siapa yang jadi pembisiknya boss. Siapa yang boss percayai. Siapa orang yang agak nggak disukai. Siapa yang “rising star”. Ini petning supaya Anda tahu dengan siapa Anda hars berhati-hati. Dengan siapa Anda harus waspada dan dengan siapa Anda harus membatasi pergaulan Anda. Jangan sampai Anda salah gaul, lantas Anda diasosiasikan dengan teman yang salah. Memang Anda tidak boeh membatasi diri Anda tapi Andapun jangan sampai dianggap bagian dari kelompok yang salah. Ini akan pengaruhi karir Anda.
So, dengan 10 tips ini semoga Anda bisa start karir awal Anda dengan cara yang tepat. Dan hukum atletik dan olah raga sebenarnya berlaku disini, “Kalau startnya saja sudah salah, susah bagi Anda untuk mencapai garis finish Anda dengan gemilang!”. So, let’s start!

Anthony Dio Martin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar