Hipnotis berasal dari kata hypnos yang artinya tidur, namun hipnotis itu
sendiri bukanlah tidur. Secara sederhana, yaitu fenomena yang mirip
tidur, di mana alam bawah sadar lebih mengambil peranan dan alam sadar
berkurang peranannya. Pada kondisi ini seseorang menjadi sangat sugestif
(mudah dipengaruhi), karena alam bawah sadar yang seharusnya menjadi
filter logic sudah tidak lagi mengambil peranan. Seseorang yang
terhipnotis sebetulnya pada kondisi sangat terkonsentrasi yang sangat
fokus.
Pada prinsipnya untuk mengakses alam bawah sadar seseorang bisa
dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik. Semisal teknik verbal
(sugesti), teknik relaksasi progresif, teknik penggunaan energi, teknik
visualisasi, dan teknik mistik (supranatural, baik ilmu hitam maupun
putih). Semua teknik diatas disebut sebagai teknik hipnotis.
Pada umumnya kesuksesan penggunaan teknik hipnotis memerlukan
kerjasama antara penghinotis dan yang dihipnotis. Artinya seseorang bisa
saja menolak untuk dihipnotis dengan cara ini. Sebenarnya tidak ada
yang namanya orang menghipnotis orang lain. Yang sebenarnya adalah
seseorang menghipnosis diri sendiri dengan dibantu oleh orang lain
(penghipnotis) sebagai fasilitatornya. Semua proses hipnotis adalah self
hypnosis, yang dipandu (difasilitasi) oleh seorang penghipnotis.
Sedangkan untuk teknik mistik, tidak diperlukan kerjasama antara
penghipnotis dengan yang dihipnotis. Di sini pelaku menggunakan kekuatan
supranaturalnya untuk mengakses alam bawah sadar orang lain. Umumnya
teknik ini dikenal sebagai ilmu magic dan lain-lain yaitu menggunakan
azimat dan mantra tertentu yang diperoleh melalui ritual atau
prosesi mistis tertentu. Memang ada juga kejahatan yang menggunakan hipnotis dan tidak
menggunakan ilmu mistik, namun menggunakan kekuatan kata-kata. Biasanya
ini dilakukan pada orang yang mudah dibuat bingung, saat di terminal,
dan keramaian.
Sejak tahun 1815, Abbe Jose Castodi de Faria, sudah melakukan penelitian
hipnotis secara ilmiah. Dilanjutkan berbagai tokoh semacam Emile Coue,
Dr. James Braid (1848), Milton Erickson, MD dan sebagainya. Tahun 1955,
British Medical Association (sekarang disebut BHA atau British
Hypnotherapy Association) mengesahkan hypnotherapy sebagai valid
medical treatment. Tahun 1958, American Medical Association (AMA)
men-support hypnotherapy untuk keperluan medis. Setelah 1950, banyak
berdiri asosiasi profesional di berbagai negara. Belakangan hipnotis dimanfaatkan sebagai salah satu teknik pengembangan diri. Apakah hal itu mungkin?
Ya, jelas bisa. Pada umumnya, program pengembangan diri terkadang gagal
karena individu tidak berhasil meyakinkan diri sendiri untuk berubah
karena mengalami yang namanya self-sabotage. Proses self sabotage
adalah proses di mana alam sadar menyabot proses mental yang tengah
dilakukan seseorang pada saat ia ingin melakukan perubahan diri.
Misal: seseorang melakukan afirmasi di depan kaca dan mengatakan "Saya orang yang sukses" sebanyak 100 kali, namun setiap kali ia
mengatakan itu, di sisi pikirannya terbersit suatu keraguan, kesangsian,
“Masak sih, selama ini saya toh gagal”. Nah, pikiran ini berasal dari
fungsi alam sadar yang terus-menerus mengontrol dan mengkritisi segala
sesuatu yang masuk ke pikiran.Jadi di sini, alam sadar justru mensabotase kehendak kita untuk
berubah, dengan cara menyajikan berbagai realitas dan fakta lampau bahwa
kita bukanlah orang yang sukses.
Saat ini sejumlah trainer atau coach menawarkan hipnotis untuk membantu para pemasar atau penjual. Apakah bisa? Bisa!
Hipnotis bisa dimanfaatkan dalam dua aspek; pertama, menghipnotis si
sales person untuk self improvement, dan kedua menghipnotis orang lain
(customer) agar lebih percaya dengan si penjual.
Pertama, dalam pelatihan yang saya lakukan, misalnya saya menghipnotis trainee agar tidak fobia menelepon atau fobia prospecting. Hipnotis juga bisa membuatnya lebih percaya diri saat presentasi, lebih percaya akan goal pribadinya, lebih berenergi, dst.
Kedua, hipnotis verbal atau yang dikenal dengan teknik sugesti
(indirect communication). Secara sederhana, teknik ini menggunakan
pola-pola bahasa tertentu (hypnotic language pattern ) untuk
mengakses pikiran bawah sadar lawan bicara sehingga bisa dipengaruhi. Di
sini seorang sales belajar menggunakan pola-pola kata yang berkekuatan
sugesti untuk mempengaruhi prospek agar membeli.
Contoh yang sering dipakai didunia DS/MLM atau asuransi adalah yang disebut dengan double binding , yaitu mengarahkan pikiran prospek untuk memilih A atau B yang keduanya berarti membeli, dan jangan sampai berpikir tidak membeli. Misalnya, penjual bertanya: “Mau beli berapa kilo?, Mau dibawa sendiri atau diantar, Anda mau mengambil produk paket yang ada diskon tambahan atau memilih kombinasi produk sendiri?”, dan seterusnya.
Contoh yang sering dipakai didunia DS/MLM atau asuransi adalah yang disebut dengan double binding , yaitu mengarahkan pikiran prospek untuk memilih A atau B yang keduanya berarti membeli, dan jangan sampai berpikir tidak membeli. Misalnya, penjual bertanya: “Mau beli berapa kilo?, Mau dibawa sendiri atau diantar, Anda mau mengambil produk paket yang ada diskon tambahan atau memilih kombinasi produk sendiri?”, dan seterusnya.
Dengan menggunakan pola kata hipnotis, maka seseorang prospek akan
menjadi lebih lunak dan sugestif sehingga ia mau menbeli produk atau
jasa itu. Pada saat ia tahu bahwa produk atau jasa tadi ternyata memang
dia sangat perlukan, maka ia akan berterima kasih. Disini jelas terlihat
bahwa apabila seorang salesperson menjual produk atau jasa yang
kualitasnya buruk, namun ia menggunakan bahasa hipnotis, maka ini tidak
beda dengan bunuh diri. Karena cepat atau lambat kastemernya akan
menyadari bahwa ia tidak mendapatkan janji seperti yang disampaikan si
salesperson. Jadi penggunaan bahsa hipnotis untuk marketing atau sales
seharusnya dalam batas koridor untuk membantu seseorang supaya berani
dan siap untuk segera mengambil keputusan membeli.
Menurut anda, apakah hipnotis ini bisa benar-benar dimanfaatkan secara sehat dan maksimal dalam pengembangan bisnis seseorang?
Bisa! Gunakanlah hipnotis untuk menghipnotis diri Anda sendiri.
Terutama untuk meng-install berbagai sikap positif, perilaku asertif,
percaya diri, dll.
Hal apa yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku DS/MLM?
Dalam dunia direct selling, beberapa tantangan terbesar seorang salesperson adalah;
- Self motivating (selalu bisa memotivasi diri) dan self determination (punya goal yang jelas);
- State management (selalu bisa mengelola kondisi pikiran dan mentalnya, yang akan menghadapi penolakan, keberatan, pelecehan, penghinaan dan ditinggalkan oleh grup).
- Positive self image (selalu bisa melihat diri sendiri positif dan tidak melakukan self depreciation, atau self blaming, dst).
- Positive Belief System (selalu percaya bahwa apa yang dijualnya adalah sesuatu yang positif, berguna, dan dalam rangka menolong orang lain supaya lebih baik, lebih mudah, lebih sukses kehidupannya dan bukannya menjebak orang supaya membeli agar dirinya mendapat komisi.
- Rapport Skill (selalu bisa memiliki kemampuan membina hubungan yang baik dengan mitra kerja dan prospek).
- Persuasion skill dan handling objection.
Bisa dilihat, dari seluruh poin di atas, kita menggunakan hipnotis
justru ditujukan pada diri si salesperson. Sedangkan hanya dua poin
terakhir kita memanfaatkan pola bahasa hipnotis untuk mempengaruhi orang
lain (dengan tujuan baik).
Saran anda bagi para penjual langsung yang ingin mencoba teknik hipnotis ini?
Ikuti pelatihan atau dapatkan bimbingan dari coach atau trainer yang berlisensi jelas. Gunakan hipnotis untuk memperbaiki kualitas diri, jauh lebih penting dari pada untuk mempengaruhi prospek. Ingat pameo yang mengatakan Prospect buy you, not your products.
Ikuti pelatihan atau dapatkan bimbingan dari coach atau trainer yang berlisensi jelas. Gunakan hipnotis untuk memperbaiki kualitas diri, jauh lebih penting dari pada untuk mempengaruhi prospek. Ingat pameo yang mengatakan Prospect buy you, not your products.
Hindari membohongi prospek dengan cara apa pun, baik cara hipnotis
maupun non hipnotis. Juallah produk yang memang berkualitas, sehingga
tidak menjadi bumerang bagi Anda.
(Artikel ini adalah wawancara Ronny FR oleh Edy Z, pernah dimuat di Buletin “Info APLI Edisi XXX/Oktober-Desember 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar