Hal Fundamental yang harus terpatri dalam dada setiap
salesman yang menginginkan sukses bahwa keputusan Anda untuk berkecimpung dan
menjalani dunia per-salesman-an ini harus diambil secara sadar. Artinya,
keputusan untuk menjadi benar-benar sudah Anda pikirkan secara masak, penuh
pertimbangan, dan sudah diketahui segala konsekuensi dan implikasinya bagi masa
depan diri dan kehidupan Anda.
Sekarang saatnya untuk menanya ulang diri Anda, apakah
sudah secara sadar memilih profesi salesman yang diyakini bakal mampu menjamin
masa depan Anda, atau apakah masih antara sadar dan tidak sadar alias bingung.
Berikut yang akan selalu melekat pada diri seorang
salesman :
1. Salesman
Ditakdirkan Selalu Berhubungan dengan Orang Lain
Apapun produk yang Anda jual, bergerak di
bidang apa pun perusahaan Anda, sebagai seorang salesman, suatu menjadi
kemutlakan bagi anda untuk bertemu dengan banyak orang. Yang pasti,bertemu
dengan para pelanggan Anda merupakan rutinitas wajib yang tak bisa dihindarkan,
belum lagi bertemu berbagai pihak dikantor termasuk atasan Anda Sendiri.Menemui dan mengunjungi pelanggan yang
memiliki watak kepribadian beragam tentulah harus dilakukan dengan rasa senang
dan mental pemberani dari seorang salesman.
Segala jenis penerimaan dan
tanggapan dari pelanggan akan dirasakan oleh salesman, mulai dari yang sangat
hangat, baik, puji-pujian, sampai pada sikap dingin, kecewa, komplain berat
sampai mengusir Anda di depan banyak orang. Seorang salesman memang sudah
ditakdirkan untuk menghadapi berbagai rupa pelanggan sehingga dituntut untuk
memiliki sifat pemberani dan sabar di suatu sisi, serta bersifat mudah bergaul
(easy going) dan bermental melayani di sisi lain
2. Salesman Kerjanya di Lapangan
Sebagaimana tugas utama
salesman adalah untuk mengunjungi dan menjual produk ke pelanggan, sebagian
besar waktu dan tempat tugas salesman berada di lapangan (market). Disiplin
mengunjungi pelanggan merupakan rutinitas dan ritual harian yang setiap saat
dapat menggoda salesman untuk mengingkarinya, juga bagi sebagian kelompok
salesman cenderung membosankan.
Sejatinya yang namanya
salesman harus menyegarkan berangkat ke lapangan untuk menunaikan tugas “suci”
kunjungan ke pelanggan. Sebagian diantara salesman gagal lantaran sering
tergoda oleh sikap menghindari kunjungan, yang antara lain melama-lamakan diri
di kantor dengan berbagai alasan administrasi dan persiapan, berbelok kunjungan
kearah lain bukan ke pelanggan, istirahat sampai kelamaan di tempat ibadah, dan
kegiatan-kegiatan menghindari kunjungan lainnya.
Konsekuensi logis
seorang salesman yang bertempat kerja di lapangan adalah bahwa sebagian besar
perusahaan mewajibkan salesman menggunakan baju seragam dalam berkunjung setiap
hari ke pelanggan. Secara positif, seragam ini dimaksudkan untuk meningkatkan
brand atau company image dan awareness pada satu sisi, serta membentuk
penampilan dan standar kerapian salesman sebagai duta besar dan ujung tombak
sebuah merek atau perusahaan pada sisi yang lain. Namun, tidak jarang penerapan
seragam ini dianggap sebagai suatu penghalang atau hal yang mengurangi
kepercayaan diri bagi sebagian salesman sehingga akan kontradiktif dengan
takdir pekerjaan seorang salesman yang memang harus bekerja di lapangan.
3. Salesman Menjual, Bukan Sekadar Mengantar Barang
Salesman tidak sama
dengan kurir, juru tulis, atau pengantar barang. Salesman harus melakukan
penjualan dengan inisiatif sendiri, sedangkan kurir, juru tulis, dan pengantar
barang hanyalah bertugas menjalankan perintah atau inisiatif orang lain, entah
itu inisiatif pelanggan, atau inisiatif pihak lain dari kantor. Kurir, juru
tulis, atau pengantar barang tidak punya hak dan kewajiban untuk menambah atau
mengurangi pesanan apalagi membuat transaksi, sedangkan dari salesman justru
diharapkan sekali tercipta sebanyak mungkin transaksi dari kehandalan negosiasi
atau cara menjualnya. Ditangan salesman diharapkan suatu produk yang tadinya
tidak laku menjadi laku, tadinya belum terdistribusi menjadi tersedia lengkap,
dari pelanggan yang tadinya tidak tahu dan tidak berminat beli menjadi aware
dan melakukan pembelian pertama.
Syarat agar salesman
bisa menjual tidak lain adalah dia harus hobi berbicara bukan tipe yang
pendiam, pro aktif bukan pasif dan reaktif, gigih alias ngotot bukan cepat
menyerah serta harus punya bakat “merayu” atau meyakinkan orang. Anda dikatakan
sebagai salesman jika anda bisa bertransaksi (menciptakan minat atau order dari
pelanggan) dan sekaligus bisa melakukan penagihan atas transaksi tersebut.
Jadi, salesman haruslah mencari para pelanggan produktif dan konstruktif, bukan
mencari para pelanggan “pengemplang”, tidak produktif dan justru cenderung
destruktif.
4. Salesman
Dikelilingi oleh Banyak Godaan yang Menggiurkan
Banyak sekali godaan di
sekeliling salesman yang setiap waktu bisa merenggut dan menggusur ketenangan
dan kenikmatan seorang salesman. Apa saja yang sangat sering menggoda para
salesman? Antara lain adalah : adanya peluang untuk memanipulasi kunjungan,
penyelewengan uang tagihan atau pembayaran dari pelanggan (ini yang paling
besar godaannya), pengambilan produk di luar kewenangan, manipulasi program
promosi yang ujung-ujungnya juga permainan uang, manipulasi data dan profil
pelanggan, dan bentuk-bentuk penyelewengan lainnya.
Godaan ini tidak akan pernah berhenti mengelilingi salesman, dan bisa
datang dari segala penjuru baik dari dalam diri sendiri, dari kolega sesama
salesman, dari kelemahan atau kelalaian pelanggan bahkan bisa juga dari
lemahnya sistem pengawasan perusahaan. Salesman benar-benar diuji kejujuran,
ketegaran, dan ketaguhan pendirinya untuk berjalan pada aturan yang benar.
Bahasa kerennya adalah salesman harus memiliki integritas tinggi sehingga mampu
menangkis semua jenis godaan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar