Apa yang kita lakukan ketika sedang berkendara sendirian, sesaat sebelum terlelap, atau ketika sedang menunggu antrian? Semua orang melakukannya, Self-talk. Berbicara dengan diri sendiri, berbincang dan bermain dengan pikiran kita. Setiap hari kita melakukannya, orang banyak menyebutnya sebagai lamunan, melamun, atau daydreaming.
Ketika kita
sedang tidak dalam satu aktivitas, otak cenderung melakukan self talk. Hal ini
sudah menjadi kebutuhan dan kutukan bagi otak. Otak didesain untuk belajar dan
berpikir. Maka ketika tidak ada aktivitas yang membutuhkan konsentrasi, maka
otak melakukan self talk. Berbicara
dengan bagian lain dari otak,
entah itu memori (ingatan ) ataupun mimpi dan
imajinasi.
Imajinasi,
merupakan self talk yang digunakan oleh motivator dalam membentuk sukses. Dengan imajinasi, otak akan merumuskan
jalur-jalur neuron yang baru dan memperkuatnya. Demikian pula dengan afirmasi
positif. Kalimat positif beserta gerakan tubuh, merupakan bagian dasar dari
self talk. Tingkat tertinggi dari afirmasi positif adalah melakukan self talk dengan semua kalimat positif. Otak diajak berbincang bahwa diri ini adalah
sehat, terbaik, dan penuh potensi. Semuanya hanya dilakukan dalam otak.
Analisis,
merupakan bagian lain dari self talk Hal ini dilakukan oleh para inventor,
penemu, peneliti dan mungkin detektif. Mereka selalu berlatih dalam benak
mereka, mempertanyakan segala sesuatu. Apa yang menarik, apa yang seharusnya
tidak ada, kenapa bisa tidak ada, bagaimana bisa ada dan tidak ada. Self talk
semacam ini membangun proses berpikir kritis hingga akhirnya menemukan AHA! moments,
pencerahan tiba-tiba.
Namun
terkadang self talk seseorang berisi hal-hal negatif. Pinsil yang tajam
mengerikan, bisa menusuk ke tangan, tangannya bisa kotor kena debu, lalu ada
bakteri yang masuk membusuk dan..dan..dan seterusnya. Bayangan masa depan atau
imajinasi negatif akan sesuatu atau seseorang merupakan hal terakhir yang
sebaiknya terjadi. Efeknya sangat-sangat buruk. Kemarahan, kesedihan, keputus
asaan, dapat muncul bagaikan air bah karena self talk negatif yang akut.
Bahasa
religi menyebutkan, “Barangsiapa mengingat-Ku, maka Aku akan mengingatnya”. Apabila tidak ada yang sedang dipikirkan, ada
baiknya kita mengalihkan pikiran kita pada pencipta kita sekaligus pemilik
kehidupan. Kita adalah master dari diri kita. Kita mengendalikan gerak badan,
mengendalikan detak nafas dan irama jantung, mengendalikan rasa sakit dan keberanian, dan
tentunya mengendalikan pikiran kita sendiri.
Kita yang
menentukan apa yang harus dan boleh kita pikirkan. Bukan pikiran yang
menentukan sendiri apa yang mereka self talk kan. Ketika kita mampu menundukkan
hal yang paling dasar, yaitu apa yang kita pikirkan, maka kita bisa mengubah
bagaimana cara kita berpikir, bagaimana cara kita merespon dunia, dan bagaimana
cara kita sukses. Dan hanya sukseslah yang kita dan sedang kita pikirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar