Bagaimana Membentuk Sebuah Budaya Perusahaan

Perusahaan digerakkan oleh budaya perusahaan. Budaya perusahaan seharusnya sesuai dengan  kebutuhan Visi , Misi dan strategi perusahaan, namun dengan demikian hal ini sangat membutuhkan campur tangan dari pemilik, pemimpin dan top manajemen perusahaan. Saya pernah bekerja di suatu perusahaan, perusahaan tempat saya bekerja ini tidak pernah menanyakan "seperti apa seharusnya perusahaan ini?". Namun budaya perusahaan bisa di set dari awal, mumpung masih start up.

Sejak berdirinya sebuah perusahaan, entah disadari atau tidak, sebuah kultur/budaya kerja pasti juga akan berkembang, jika perusahaan berkembang baik mungkin budaya perusahaan yang dirawat sudah benar. Namun bagaiman jika tidak? maka Sang Pemimpin perlu bergerak cepat untuk memikirkan sebuah kultur baru yang lebih sinergi dengan visi misi perusahaan. Namun perkara untuk mengubah kultur tidaklah semudah menjetikkan jari. Mengubah kultur sama dengan merombak sistem yang sudah berjalan. Tidak mudah tapi juga bukan tidak mungkin. Bagaimana memulainya.

Bisa anda sesuaikan dengan gaya kepemimpinan Anda. Contoh gaya mantan CEO Samsung, Lee Kun Hee. Jengkel akibat reputasi Samsung yang dicap sebagai produsen elektronik murah "kelas dua". Pada tahun 1993 Lee mengumpulkan seluruh karyawannya dalam satu aula yang besar. Dia membawa produk samsung yang paling mahal dan paling canggih kemudian dihancurkannya didepan para karyawannya. Hal ini sebagai simbolis bahwa budaya lama harus ditinggalkan. Lee memerintahkan untuk melakukan reformasi secara besar-besaran dan berkata kepada para karyawannya untuk mengubah segala aspek kecuali istri dan anakmu. Samsung dengan kultur baru yang tidak akan lagi memproduksi barang murah dan mudah rusak. Seketika itu seluruh karyawan bersorak sorai dan keluar dari aula dengan semangat baru. Taktik ini terbukti effektif, ketika tahun-tahun berikutnya, Samsung terbukti menjadi konglomerat multinasional yang bertanggung jawab atas seperlima GDP Korea Selatan.


Setelah pondasi dari sebuah kultur sudah terbentuk, barulah sebagai pemimpin Anda bisa mulai memastikan bagaimana kultur tersebut bisa tetap berjalan. Caranya sama seperti kita menegakkan suatu sistem. Ada 4 hal yang diperlukan disini.

1. Adanya Reward dan Punishment
Melalui reward dan punishment yang jelas, akan terbentuk sebuah budaya dimana karyawan akan berpikir lebih dahulu sebelum bertindak. Maka di masa depan tidak ada lagi Broken Window (efek domino yang timbul akibat masalah yang diendapkan terlalu lama kerena kecerobohan dan miskomunikasi) karena telah dibangun sebuah kultur dimana sebuah pekerjaan harus diselesaikan secara tuntas.

2. Adanya Pembinaan
Melalui pembinaan, seorang karyawan akan mengenal kultur yang diterapkan pada perusahaan tersebut. sehingga dia dapat dengan mudah beradaptasi didalamnya. Contoh Zappos, perusahaan di Amerika Serikat yang terkenal dengan pembinaan kultur selama 5 minggu bagi pegawai barunya.

3. Adanya Kontrol
Kontrol sangat diperlukan untuk mengetahui apakah kultur yang perusahaan tanamkan masih berjalan diperusahaan atau sudah luntur ditinggalkan.

4. Adanya Penegakkan
Bagaimana jika kultur perusahaan tidak berjalan? Tentu harus ada penegaknya, kultur akan berjalan ketika penegaknya tegas. Sama dengan sistem yang akan berjalan jika ada yang menjalankannya.

Jika bicara tentang budaya perusahaan, maka kita harus mencontoh Zappos. Sebuah perusahaan yang memproduksi sepatu dan pakaian di Amerika Serikat. Perusahaan ini menjadi Icon tentang bagaimana budaya perusahaan bisa begitu penting. Bagaimana tidak? Misalkan anda menjadi karyawan baru di Zappos. Setelah masa training anda habis, perusahaan akan memberikan pesangon sebesar $2000 bagi anda yang mau mengundurkan diri dari Zappos. Anehnya, presentase karyawan baru yang mau mengundurkan diri sangatlah kecil. Kenapa demikian? satu resep yang membuat pegawai begitu loyal dan perusahan begitu maju adalah budaya perusahaan. Zappos menerapkan kultur Happiness, diantara nilai-nilai budaya yang mereka suguhkan. Pegawai boleh mengekspresikan kesukaan mereka dan rasa kekeluargaan begitu erat sehingga rekan kerja bagaikan saudara kandung. Kebahagiaan telah mereka dapatkan dikantor. Dan dari kebahagian yang tercipta, pegawai dapat bekerja dengan performa yang lebih baik. Budaya perusahaan positif yang berjalan akan meningkatkan segala proses kerja dan employee engagement perusahaan anda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar