Debat Versus Diskusi

Pernahkah Anda melihat suatu permasalahan diselesaikan melalui perdebatan? Saya, tidak. Yang sering saya lihat adalah ketika sekelompok orang yang berbeda pandangan kemudian duduk bareng dengan pikiran yang terbuka dan hati yang bersih. Lalu mendiskusikan masalah yang sedang mereka hadapi. Selesai itu masalah. Yang seperti itu, sering saya saksikan. Anda juga kan?
Mengapa bisa begitu? Karena memang secara psikologis beda sekali efek antara debat dengan diskusi. Jika Anda melangkahkan kaki menuju ruang debat, maka pikiran Anda sudah dikunci dengan nilai-nilai yang Anda anggap benar sendiri. Dan hati Anda sudah dipenjara dengan tekad untuk mempertahankan keyakinan yang Anda miliki. Menurut pendapat Anda, lawan debat Anda itu punya pikiran dan isi hati seperti itu juga tidak?
Lihat saja di tivi, di BB, di FB, di semua forum debat. Nggak pernah acara itu diselesaikan dengan resolusi. Hal terbaik yang bisa didapat dari debat adalah; ‘Selanjutnya terserah Anda’. Tidak lebih dari itu.  Sedangkan hal terburuk dari sebuah diskusi adalah, pemikiran orang lain yang sudah kita dengar dengan jelas.

 
Kadang kita tidak berniat untuk berdebat. Teman FB kita. Teman BB kita. Atau teman di socmed lainnya yang nampaknya memang doyan berdebat. Bagaimana menghadapinya? Ah, santai saja atuh mas bro. Abaikan saja. Karena jelas, bahwa perdebatan tidak memberikan hasil apapun kecuali semakin memperdalam jurang perbedaan diantara kita.
Kalau tidak kita layani dia, maka kita akan dianggap kalah dong!? Halah, kemenangan apa sih yang Anda cari dari perdebatan? Kalah juga tidak rugi apa-apa kok. Paling Anda hanya dianggap bodoh atau lemah. Justru kalau melayani dia; kita jadi beneran bodoh dan betulan lemah. Jika kita pintar dan kuat, maka dianggap bodoh dan lemah nggak jadi masalah. Don’t sweat the small stuffs my friend. Waktumu terlalu berharga untuk itu.
Ciri perdebatan itu seperti apa sih? Misalnya, jika seseorang memvonis Anda. Menyalahkan Anda. Menyerang Anda dengan pernyataan menyudutkan. Menghakimi, dan yang sebangsa dengan itu. Sepertinya dia benar sendiri. Biasanya yang macam itu bikin hati kita panas kan. Makanya, kita suka terpancing. Kesanggupan untuk mengendalikan diri sehingga tidak terpancing meladeninya, merupakan ciri pribadi yang tidak bodoh dan tidak lemah.
Anda, cerdas dan kuat jika bisa mengendalikan diri seperti itu. Dengan kecerdasan dan kekuatan seperti itu, in sya Allah; hidup kita tidak akan dikoyak oleh lidah maupun tulisan orang-orang yang gemar memperdebatkan hal-hal yang tidak prinsipil. Gak ngaruh. Sehingga kita, bisa memfokuskan sumberdaya yang ada untuk melakukan hal-hal yang benar-benar bermakna. Betul kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar