Manusialah Penggerak Perubahan Itu Sendiri

Pegiat: Guru Penggerak solusi perubahan pendidikan di Indonesia - ANTARA  News 
 
Perubahan yang begitu cepat akibat dari semakin cerdasnya manusia, semakin gilanya teknologi, menyebabkan cepat usangnya ketrampilan bekerja. Sales Manager yang 10 tahun lalu berprestasi bagus sekarang sudah tampak seperti macan ompong.

Teknik-teknik kesuksesannya sudah tidak bisa digunakan lagi. Perusahaan yang sudah mabuk kemenangan dan keuntungan juga bisa kalang kabut menyiapkan kompetensi baru karena keharusan mengatispasi Golden Eggs yang baru. Era industrial ketika ketrampilan bisa dipakai berulang-ulang sudah lewat. Sekarang pemimpin perlu menyiapkan pembuat perubahan. "Every Individual Need To Be A Change Maker".

Bila seorang individu tidak gemar berubah, ia jelas menjadi beban teman-temannya yang ingin berubah. Tim bukan sekedar tim, tetapi perlu bersinergi. Inilah Format Organisasi Era Sekarang. Dengan kondisi ini, jelas fokus kita harus lebih banyak penekanan bobot manusia, sumber daya yang paling hebat di muka bumi. Kita mesti angkat topi dengan perusahaan besar yang menomersatukan karakter dengan keyakinan ketrampilan dapat diajarkan meski sadar bahwa pembentukan karakter membutuhkan waktu yang tidak sebentar.


Jika dulu kita sering biacara tentanbg "Future Leader", kini secara real time kita sudah perlu mendorong anak buah untuk menjadi Leader. Dalam kenyataannya, pada banyak CEO ditemukan bahwa kunci sukses mereka terletak pada kemampuan mendorong bawahan secara personal dan emosional, kemampuan mengangkat Self Interest bawahannya. Walaupun penelitian sering membuktikan adanya kekuatan pendekatan manusia ini, namun sangat disayangkan betapa masih banyak orang menomerduakan soft skill dan menganggapnya sebagai tambahan ketrampilan saja.

Empati Sebagai Power
Seorang peneliti Manajemen, Gallinsky mengatakan, bila seorang sudah mulai merasakan dahsyatnya power hasil kinerjanya sendiri, empatinya ke orang lain bisa berkurang. Ia menjadi self centered , singkat kata ia menjadi tidak butuh orang lain. Seolah-olah orang ini mempunyai Power yang tidak bisa dipunyai orang lain. Sebagai akibatnya empati dari Sang pemilik power ini berkurang drastis. Anda pun bisa merasakan, terkadang di dalam lingkungan kerja kita kita menemukan orang seperti ini. Padahal kemampuan empati, kemampuan bermain rasa dan kesadaran diri adalah alat-alat untuk menuju kematangan jiwa. Akibatnya kita sering melihat gejala beberapa pemimpin yang memiliki otoritas dan jabatan tinggi mejadi tidak peka terhadap situasi ekternal dan pandangan orang di sekitarnya. Apa yang bisa kita harapkan dengan pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan seperti ini? Alih-alih membimbing, membesarkan dan memberi semangat anggota tim nya, kapasitas menjadi Teladan pun tak ada.

Kita melihat banyak perusahaan mencari salesman-salesman yang punya ciri-ciri berempati dan mempunyai Ego Drive yang kuat. Bukankah kualitas ini Soft Skill? mau tidak mau pemimpin pun tidak bisa lagi menyepelekan kualitas manusia yang terbukti akan  menjadi andalan utama dari kinerja perusahaan. Kita tidak semata memanfaatkan tenaga dari anak buah kita, tapi yang lebih penting adalah mengolah hati dan kreativitas pemikirannya.

Pemimpin masa sekarang harus lebih jelas untuk mengubah cara berempati. Orientasi kita tidak hanya internal yakni menyusun organisasi tapi juga memperdulikan bagaimana anggota mempergunakan empati untuk bekerja. Empati bahkan perlu menjadi Way of Life. Tentunya sebagai pemimpin kita juga perlu berlatih membuat Lab Manusia yang subjeknya adalah bawahan kita sendiri. Kita perlu mendominasi komunikasi dengan bertanya, mendengar, mendapatkan berita dari luar serta berdiskusi dengan prinsip kesetaraan sehingga pada akhirnya kita benar-benar berada pada pusat kelompok. Pada saat itulah kita menikmati unsur kemanusiaan dan merasakan kemudahan menjadikan setiap anggota tim seorang leader sejati.


Beberapa orang berpikir bahwa leader itu dilahirkan, beberapa lagi berpikir bahwa leader itu dibentuk. Saya kembali berpikir mengenai hal ini.  Dan kesimpulannya sebenarnya semua orang memiliki kemampuan untuk meningkatkan skill leadership mereka.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang leader yang sukses dan dalam permainan bola basket, pemain dan pelatihanya harus memiliki leadership yang kuat. Jika hanya pelatihnya saja yang menjadi pemimpin, tim itu tidak akan sangat berhasil.
Berikut ini ada 5 hal yang sangat berperan dalam leadership :
1. Belajar Dari Kesalahan
- See more at: http://www.goalku.com/16/5-step-sederhana-menjadi-leader-yang-luar-biasa#sthash.WRq9DhKg.dpuf
Beberapa orang berpikir bahwa leader itu dilahirkan, beberapa lagi berpikir bahwa leader itu dibentuk. Saya kembali berpikir mengenai hal ini.  Dan kesimpulannya sebenarnya semua orang memiliki kemampuan untuk meningkatkan skill leadership mereka.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang leader yang sukses dan dalam permainan bola basket, pemain dan pelatihanya harus memiliki leadership yang kuat. Jika hanya pelatihnya saja yang menjadi pemimpin, tim itu tidak akan sangat berhasil.
Berikut ini ada 5 hal yang sangat berperan dalam leadership :
1. Belajar Dari Kesalahan
- See more at: http://www.goalku.com/16/5-step-sederhana-menjadi-leader-yang-luar-biasa#sthash.WRq9DhKg.dpuf
Beberapa orang berpikir bahwa leader itu dilahirkan, beberapa lagi berpikir bahwa leader itu dibentuk. Saya kembali berpikir mengenai hal ini.  Dan kesimpulannya sebenarnya semua orang memiliki kemampuan untuk meningkatkan skill leadership mereka.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang leader yang sukses dan dalam permainan bola basket, pemain dan pelatihanya harus memiliki leadership yang kuat. Jika hanya pelatihnya saja yang menjadi pemimpin, tim itu tidak akan sangat berhasil.
Berikut ini ada 5 hal yang sangat berperan dalam leadership :
1. Belajar Dari Kesalahan
- See more at: http://www.goalku.com/16/5-step-sederhana-menjadi-leader-yang-luar-biasa#sthash.WRq9DhKg.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar