Dalam suatu forum
pertemuan , ada salah seorang peserta bertanya tentang
kriteria orang yang sukses. Untuk memudahkan pemahaman penanya tersebut,
saya menjawab, bahwa kriteria kesuksesan hidup seseorang itu minimal
harus memiliki 4 (empat) K, yaitu: Kesehatan, Kekayaan, Kebahagiaan, dan
Kehormatan. Penjelasan keempat hal tersebut adalah sebagai berikut.
Kriteria pertama orang yang sukses, adalah memiliki
kesehatan yang baik. Kesehatan sangat penting dalam hidup seseorang. Ada
ungkapan menyatakan: “Kesehatan bukanlah segalanya, tapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak bermakna”.
Kesehatan ini merupakan karunia Allah yang harus dijaga dan
dipertahankan melalui pola hidup sehat dan menghindarkan diri dari
hal-hal yang merusak kesehatan. Ada yang menyatakan bahwa sumber
penyakit itu ada berbagai macam, namun yang paling utama adalah
bersumber pada pikiran, makanan dan keseimbangan kegiatan.
Apabila manusia mampu mengendalikan pikiran dan pola makannya, serta menyeimbangkan aktivitas fisik dan pikirannya, maka ia akan lebih berpeluang terhindar dari penyakit. Dengan demikian, orang yang sukses dimulai dari kemampuan mengatur diri, makanan, pikiran, dan kegiatannya. Dengan kesehatan ini ia akan dapat meraih kriteria kesuksesan lainnya.
Apabila manusia mampu mengendalikan pikiran dan pola makannya, serta menyeimbangkan aktivitas fisik dan pikirannya, maka ia akan lebih berpeluang terhindar dari penyakit. Dengan demikian, orang yang sukses dimulai dari kemampuan mengatur diri, makanan, pikiran, dan kegiatannya. Dengan kesehatan ini ia akan dapat meraih kriteria kesuksesan lainnya.
Kriteria kedua adalah kekayaan, atau kalau mau diperhalus
adalah kecukupan. Dalam hidup ini, pada semua aspeknya membutuhkan uang.
Mau menikah, memiliki rumah, membesarkan anak, memberikan pendidikan
yang baik, dan sebagainya tentu membutuhkan uang. Demikian pula dalam
aspek keagamaan. Rukun Islam mengenai Zakat dan Ibadah Haji, hanya akan
terlaksana apabila seseorang memiliki kekayaan. Tanpa kekayaan orang
tidak akan bisa menyempurnakan rukun keberagamaannya. Bahkan Rasulullah
jelas-jelas menekankan “ Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”. Hal ini berarti seorang yang kaya dan dermawan tentu lebih baik daripada seorang yang tidak punya apa-apa.
Kriteria ketiga adalah kebahagiaan, khususnya dalam
keluarga. Orang yang sukses, yang bisa tampil gagah di luar rumah,
idealnya memiliki keluarga yang harmonis dan berbahagia. Tanpa
kebahagiaan dalam keluarganya, seseorang tidak akan bisa leluasa
bergerak di luar rumah. Problema rumah tangganya, pasti akan terbawa dan
sulit disembunyikan ketika dirinya tampil dihadapan bawahan atau di
depan publik. Bagi seorang laki-laki bahkan ada ungkapan: “Di balik kesuksesan seorang pria, pasti ada wanita yang hebat di belakangnya“.
Begitu pentingnya kebahagiaan keluarga, sehingga orang yang ingin
sukses pasti akan membina keluarga dengan sangat hati-hati dan penuh
perhitungan. Sejak memilih calon pasangan, seorang yang ingin sukses
tidak sekedar menurutkan perasaan. Ia memutuskan dengan penuh
pertimbangan, sehingga kemudian tidak terjadi penyesalan. Kemudian ia
menempatkan diri sebaik-baiknya dalam keluarga itu, dan bertanggung
jawab penuh atas terwujudnya kebahagiaan keluarganya. Ia rela mengalah,
mengaku bersalah di hadapan pasangannya, yang penting keluarganya utuh
dan ia bisa pergi ke luar rumah tanpa dibekali perasaan gundah.
Kriteria keempat adalah kehormatan. Maksudnya orang yang
sukses pastilah menjadi orang yang dihormati di keluarga, di lingkungan
tempat tinggalnya, di lingkungan kerjanya, dan bahkan dalam pergaulan
yang lebih luas. Seorang yang sukses memiliki kolega dan relasi yang
luas, dan semua kolega dan relasinya itu mengenalnya sebagai sosok
pribadi yang baik, disukai dan dihormati. Ini semua tentu terbangun
berkat budi pekerti yang baik. Orang seperti ini pasti rendah hati dan
tidak sombong, pemaaf, suka menolong, dermawan, dan tidak
membeda-bedakan kedudukan orang lain. Dengan sikapnya ini maka akan
terwujudlah janji Rasulullah, yaitu” “Tidaklah seseorang tawadlu (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah Ta‘ala mengangkat derajatnya”
(Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar