Bagi kebanyakan siswa / pelajar, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang sangat penting karena hal ini merupakan cara yang paling masuk akal untuk memahami pelajaran yang ada dalam kurikulum yang harus ditempuhnya sehingga siswa / pelajar dapat meningkatkan kualitas kepandaian dan intelektualitasnya. Namun seringkali kegiatan belajar ini menjadi sebual “hal yang menakutkan” bagi kebanyakan siswa karena biasanya siswa malas untuk belajar karena berbagai alasan
Membosankan, Sulit
konsentrasi, Malas, Ngantuk, ada film bagus di TV, tulisannya kecil-kecil,
tidak mengerti pelajaran dan berbagai alasan lain yang dikemukakan oleh si anak
sehingga membuat anak-anak kita menjadi malas belajar. Hal ini lah yang menjadi
alasan seorang siswa untuk menunda belajarnya hingga detik-detik terakhir
menjelang ujian yang begitu dekat sehingga kebanyakan siswa menerapkan sistem
kebut semalam (atau sepagi, karena biasanya belajarnya dikebut sampai pagi) dan
ketika mereka ujian siswa akan stress, blank dan seringkali berujung tidak
maksimalnya siswa dalam menjawab soal ujian.
Namun di setiap sekolah
atau di setiap universitas, tetap ada saja siswa yang memiliki predikat
”PINTAR” di kelasnya. Apakah mereka berasal dari PLANET yang lain? Apakah
mereka memakan makanan yang berbeda dengan anak-anak lainnya? Apakah otak
mereka lebih “encer” dibandingkan anak-anak lainnya?
Mari kita telaah lebih lanjut
sebagai orang tua yang bijaksana. Apakah mereka yang “PINTAR” dengan siswa yang
“KURANG PINTAR” memiliki fisik yang berbeda? Tentu saja tidak, Kepala, Mata,
tangan, kaki, mulut, telinga mereka sama dengan anak-anak lainnya. Tidak ada
yang berbeda. Apakah mereka memakan makanan yang berbeda? Tentu saja tidak.
Mereka tetap memakan makanan yang sama, yaitu nasi (bagi sebagian rakyat besar
Indonesia :) ).
Ternyata siswa yang “PINTAR” tidak
lebih PINTAR secara otak maupun fisiknya. Mereka menguasai CARA BELAJAR YANG
LEBIH PINTAR.
Anak-anak yang kurang
“PINTAR” biasanya menunda belajar sampai tinggal beberapa minggu atau beberapa
hari. Selama 6 bulan (1 semester) mereka bersekolah mereka hanya menghabiskan
beberapa minggu atau hari saja untuk
menyerap informasi atau pelajaran. Ini sama saja dengan menghabiskan
makanan 6 bulan untuk dihabiskan dalam satu kali makan. Bagaimanapun “makan”
terlalu banyak selalu membuat tubuh (dan otak) tidak sehat. Akhirnya mereka
terlihat belajar sangat keras, namun tidak mendapatkan hasil yang maksimal,
malah cendetung stress.
Anak-anak “PINTAR”
sebaliknya, mereka berpikir bahwa belajar dimulai sejak hari pertama sekolah,
mereka menyerap sedikit demi sedikit informasi yang harus mereka mengerti
setiap hari selama waktu sekolah yang akhirnya ketika hari ujian tiba, mereka tidak
terlihat belajar sangat keras, namun tetap mendapat nilai yang bagus.
Ada banyak sekali
formula belajar cerdas yang perlu dipelajari,
salah satunya cara yang dapat mengurangi waktu belajar anak anda, sampai
dengan 80%. Ya benar, sampai dengan 80%. Kebanyakan buku pelajaran yang ada,
hanya memiliki sekitar 20% saja dari isi buku yang memberikan informasi inti
dari pelajaran yang ada. Jadi dengan menguasai cara ini, Anak anda akan
mengurangi waktu mengulang belajarnya hingga 80%. Bisa anda bayangkan, jika
murid-murid lain harus membaca 20 halaman dalam 1 bab, bisa jadi anak yang
“PINTAR” hanya perlu membaca 4 halaman (20%) saja sudah bisa mendapatkan semua
informasi yang harus dimengerti dalam bab tersebut. Dengan cara ini anak anda
bisa menghemat 80% dari waktu belajarnya sehingga waktu nya bisa digunakan
untuk melakukan hal yang lain yang mereka senangi, atau dengan waktu belajar
yang sama bisa mempelajari 4x lipat
informasi lebih banyak dari anak rata-rata.
Informasi ini disebut
dengan “KATA KUNCI”
Mau tau cara melakukannya? Jika anda tertarik untuk mengetahui caranya, silakan meneruskan membaca lanjutan artikel ini.
Supaya lebih jelas, Mari kita lihat contoh bacaan berikut :
OTAK
Untuk beberapa lama, berdasarkan sejumlah hasil penelitian
telah diketahui oleh banyak orang bahwa otak manusia terdiri menjadi 2 bagian
terpisah : yaitu otak kiri dan otak kanan. Telah diketahui pula bahwa otak kiri
mengontrol bagian kanan tubuh dan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh.
Juga telah ditemukan bahwa ketika otak kiri
rusak parah, hal itu akan menyebabkan sisi kanan tubuh menjadi lumpuh. Hampir
sama jika otak kanan yang rusak parah, akan menyebabkan sisi kiri tubuh menjadi
lumpuh. Dengan kata lain, kerusakan pada salah satu sisi otak akan menyebabkan
sisi tubuh yang berhubungan menjadi lumpuh
Total
94 Kata
Kata Kunci
OTAK (KATA KUNCI)
Otak Manusia terbagi dua bagian, kiri kanan
Otak Kiri mengontrol sisi kanan tubuh
Otak kanan Mengontrol Sisi Kiri
Otak Kiri Rusak menyebabkan Sisi Kanan Tubuh Lumpuh
Juga Sebaliknya
Otak Kiri mengontrol sisi kanan tubuh
Otak kanan Mengontrol Sisi Kiri
Otak Kiri Rusak menyebabkan Sisi Kanan Tubuh Lumpuh
Juga Sebaliknya
Total 28 Kata
Bukan Kata Kunci
OTAK (BUKAN KATA KUNCI)
Untuk beberapa lama, berdasarkan sejumlah hasil penelitian
telah diketahui oleh banyak orang bahwa terpisah : otak dan otak. Telah
diketahui pula dan tubuh.
Juga telah ditemukan bahwa ketika parah, hal itu
akan menjadi. Hampir sama jika otak kanan yang rusak parah, akan menyebabkan
sisi kiri tubuh menjadi lumpuh. Dengan kata lain, kerusakan pada salah satu
sisi otak akan menyebabkan sisi tubuh yang berhubungan menjadi lumpuh
Total 66 Kata
Dari contoh sederhana di atas anda bisa melihat bahwa bacaan aslinya mengandung 94 kata, yang setelah di cari KATA KUNCI nya ternyata hanya ada 28 kata yang mengandung informasi penting sedangkan 66 kata lainnya merupakan informasi yang tidak penting. Maka dari bacaan diatas, waktu mengulang pelajaran yang butuhkan hanya 28/94 x 100% = 29 %. Berarti dalam kasus ini anak anda menghemat 71 persen waktu mengulang belajar.
Cara ini merupakan salah
satu dari sekian cara cerdas yang digunakan para pelajar PINTAR untuk belajar.
Masih banyak cara belajar lainnya yang perlu diketahui oleh seorang pelajar
sehingga menjadi pelajar yang “PINTAR”. Diantaranya Super Memory, Spidergram,
teknik mencatat dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar