Bos Efektif itu, Seperti Apa?

Menjadi Bos yang efektif bukanlah pekerjaan yang mudah karena ada jurang yang lebar antara pekerjaan manajemen dan pekerjaan sebagai individual performer. Awalnya kita mengira pekerjaan sebagai manajer hanya perpanjangan dari pekerjaan individual contributor sebelumnya. Namun perjalanan waktu membuktikan sebaliknya, tugas sebagai seorang manajer sangat berbeda dari tugas seorang contributor individual. Manajer harus berfikir secara berbeda dari level sebelumnya 

Menjadi Manajer yang efektif membutuhkan pengetahuan dan keahlian yang baru serta perubahan personal. Mereka harus mengembangkan nilai baru, kesadaran diri lebih mendalam, kematangan emosi, serta kemampuan memakai wise judgement. Menjadi manajer yang efektif berarti berada dalam jaringan tingkat harapan yang berbeda antara anak buah, supervisor, sesama manajer dan konsumen. Dengan demikian, bukan mustahil menjadi manajer merupakan perjalanan yang menyakitkan dan sulit. Banyak yang tidak pernah menyelesaikan perjalanan tersebut atau meyelesaikan tetapi hanya melaluinya dengan menjadi Bos yang mengerikan.

Tugas seorang Bos dapat dibagi menjadi tiga kategori : Mengelola Diri Sendiri (manage yourself), Mengelola Jaringan (manage a network) dan Mengelola Tim (manage a team). Dalam hal mengelola diri sendiri, memiliki hubungan yang benar dengan orang-orang merupakan dasar perjalanan sebagai manajer. Walau demikian, patut dicatat bahwa memiliki hubungan yang benar tidak akan menjamin sukses, tapi tidak memilikinya pasti akan menyebabkan kegagalan. Manajemen dimulai dengan siapa diri kita dan bagaimana orang-orang mem-percieve kita, kesalahan paling mendasar manajemen adalah menganggap kekuatan (otoritas) sebagai alat untuk memerintah orang lain mengerjakan apa yang kita mau. Kesalahan lainnya, mendasarkan hubungan kerja atas dasar persahabatan atau pertemanan. Hubungan yang benar adalah berdasarkan komptensi dan karakter.

Bila anda mengira tugas manajer hanya mengelola sendiri dan tim. Anda salah besar, manajer yang efektif  harus mengelola jaringan. Banyak manajer yang menghindari politik dalam organisasi, karena manajer harus mengerti konteks  dimana tim nya bekerja dengan kata lain seorang manajer harus mengerti dinamika politik dan realitas dan suatu organisasi. Konflik tidak selamanya disfungsional, dengan demikian manajer harus mampu menjalin jaringan pengaruhnya (web of influence). Cara yang paling efektif adalah secara proaktif membangun hubungan dengan orang yang kita butuhkan dan membutuhkan kita, tetapi kita memiliki kekuasaan formal.


Satu hal utama dalam membangun jaringan adalah jangan lupa dengan Bos kita. Hubungan dengan Bos adalah hubungan yang amat krusial karena bos adalah salah satu elemen terpenting dalam jaringan kita. Bos bisa menjadi sumber pengaruh bagi kita.

Karena organisasi saat ini semakin kompleks dan cair dengan adanya tim sementara, multiple boss pada saat bersamaan dengan organisasi matriks, ataupun problem solving secara kolektif, organisasi saat ini semakin politis sehingga insight dan keahlian menjadi krusial untuk kesuksesan dan kemajuan karir seorang manajer.

Yang terakhir tentu saja membangun tim. Membangun tim adalah hal yang sangat kompleks karena tim berbeda dengan group. Tim adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan secara kolektif (colective work) dan secara bersama memiliki komitmen (mutual commitment) terhadap tujuan dan tantangan tim. Colective work  dan mutual commitment ini yang menjadi kata kunci dari sebuah tim yang harus dikelola oleh seseorang manajer dengan efektif. 


Untuk membentuk dan mengelola tim secara efektif, seorang manajer harus mendefinisikan masa depan dengan jelas. Tanyakan apakah tim anda memiliki tujuan bersama dan goal yang menantang untuk tujuan tersebut? Selanjutnya anggota Tim juga harus memiliki kejelasan mengenai apa yang dilakukan, bagaimana melakukan pekerjaannya serta bagaimana orang-orang bekerja dalam organisasi tersebut. Tujuan dan budaya tim (nilai, asumsi, kepercayaan dan praktik bersama) ini yang mengubah sebuah grup menjadi tim. 

Jangan lupakan, anggota tim juga manusia. Walaupun fokus kita membentuk suatu tim, kita tidak dapat mengingkari faktor manusia dalam tim kita. Perhatikan konteks hiring, mengelola kinerja dan mengembangkan talenta dalam konteks tim. Manajer yang efektif akan memanfaatkan setiap momentum baik masalah maupun kesempatan untuk membuat kemajuan guna mencapai tujuan bersama.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar