Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan, ditemukan sebuah pendekatan pengajaran yang disebut dengan Quantum Teaching. Quantum Teaching sendiri berawal dari sebuah upaya Dr Georgi Lozanov, pendidik asal Bulgaria, yang bereksperimen dengansuggestology. Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar.
Pada perkembangan selanjutnya, Bobbi DePorter (penulis buku best seller Quantum
Learning dan Quantum Teaching), murid Lozanov, dan Mike Hernacki,
mantan guru dan penulis, mengembangkan konsep Lozanov menjadi Quantum Learning. Metode belajar ini diadopsi dari beberapa teori. Antara lain sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) dan pendidikan holistik.
Konsep itu sukses diterapkan di Super Camp, lembaga kursus yang
dibangun de Porter. Dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi
doktroral pada 1991, yang melibatkan sekitar 6.042 responden. Dari
penelitian itu, Super Camp berhasilmendongkrak potensi psikis siswa.
Antara lain peningkatan motivasi 80%, nilai belajar 73% , meningkatkan harga diri 84% dan melanjutkan penggunaan keterampilan 98%.
Persamaan Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu:
E = mc2
E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat)
M = Massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = Interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)
Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses
pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap
efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik.
B. Arti Quantum Teaching
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada
pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di
dalam kelas.
Dalam Quantum Teaching bersandar pada konsep ‘Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak
hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari
itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang
baik dalam dan ketika belajar.
Dengan Quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua
belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing.
Penelitian di Universitas California mengungkapkan bahwa masing-masing
otak tersebut mengendalikan aktivitas intelektual yang berbeda.
Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain
yang memerlukan pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan yang
deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berpikir mengenai
hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri
pada garis dan rumus, dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan
irama.
Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh
imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang
memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik.
Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah
dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan bentuk,
warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi
yang mengikat.
C. Prinsip Quantum Teaching
Prinsip dari Quantum Teaching, yaitu:
- Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
- Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita ajarkan.
- Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak konsep.
- Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.
- Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, baik!, dll.
Kerangka rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR
- TUMBUHKAN. Tumbuh- kan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaat BAgiKU “ (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar
- ALAMI. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar
- NAMAI. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah “masukan”
- DEMONSTRASIKAN. Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan bahwa mereka tahu”
- ULANGI. Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan , “Aku tahu dan memang tahu ini”.
- RAYAKAN. Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar